MODUL 2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Program : XII/ IPA, IPS
Penyusun : Ari Atmaji, M.Pd.
1. Keluargaku tak pernah memaafkannya. Barangkali mereka tak sanggup menerima bahwa aku sendiri sudah lama mengampuninya. Mereka tak bisa mengerti bahwa aku sanggup tetap mengasihi orang yang telah mengucilku ke mari.
Karakter tokoh aku dalam penggalan novel Raumanen di atas adalah ... .
a. pemaaf dan setia
b. sabar dan lembut
c. setia dan serius
d. lembut dan perasa
e. perasa dan acuh tak acuh
2. DOA
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Chairil Anwar
Tema puisi tersebut adalah ... .
a. kekecewaan
b. ketuhanan
c. keheningan
d. kesedihan
e. kerelaan
3. Wak Katok berumur lima puluh tahun. Perawakannya kukuh dan keras, rambutnya
masih hitam, kumisnya panjang dan lebat, otot-otot tangan dan kakinya
bergumpalan. Tampaknya masih serupa orang berumur empat puluhan saja. Bibirnya
penuh dan tebal, matanya bersinar tajam. Dia juga ahli pencak dan dianggap dukun
besar di kampung. Dia terkenal juga sebagai pemburu yang
mahir.
Harimau! Harimau!, Mochtar Lubis
Watak Wak katok dalam penggalan novel di atas dilukiskan dengan cara ... .
a. pengarang dengan langsung menganalisis watak pelaku
b. perbincangan pelaku lain terhjadap pelaku utama
c. bagaimana reaksi pelaku itu terhadap suatu kejadian
d. melukiskan keadaan sekitar pelaku
e. bagaimana pendapat pelaku lain terhadap pelaku utama
4. Sukri meraba pisau belati dipinggangnya. Dia menanti bis melintas di halte. Kemudian tidak lama setelah itu sebuah bis berhenti. Dia melompat naik ke dalam bis. Dia duduk di pinggir dekat jendela. darahnya masih tetap mendidih. Dia raba pisau belatinya. Dia lihat dari balik kaca bis, skuter menyelip bis yang ditumpanginya. Dia marah melihat skuter itu. Dia raba pisau belati di pinggangnya. Dia buka pintu pagar rumah Sumarni. Dia lihat skuter diparkir di pekarangan. Sumarni duduk berdua dengan pengendara skuter itu. Dia menyelinap di balik belukar mawar.
Sukri Membawa Pisau Balati, Hamsad rangkuti
Watak Sukri dalam penggalan cerita di atas adalah sebagai berikut, kecuali ... .
a. penghayal
b. pendendam
c. pendusta
d. pencemburu
e. pemarah
5. " Rukiah tidak bersekolah itu bukan salah hamba, melainkan salah kakanda sendiri, sudah berapa kali hamba minta kepada kakanda, supaya anak itu disekolahkan, tetapi kakandalah yang tak suka, karena tak baik, kata kakanda anak perempuan pandai menulis dan membaca suka menjadi jahat. Sekarang hamba yang disalahkan.
Kasih tak Sampai
Nilai budaya yang sesuai dengan petikan novel di atas adalah ... .
a. anak perempuan harus bersekolah
b. anak perempuan suka jahat
c. anak perempuan pandai menulis
d. anak perempuan tidak perlu sekolah
e. anak perempuan tidak baik sekolah
6. .... .
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Kerawang - Brkasi
Amanat yang tampak dalam penggalan puisi di atas adalah ... .
a. Hargai jasa para pemuda yang gugur dalam perjuangan kemerdekaan
b. Supaya kita selalu mengingat nama-nama para pahlawan kemerdekaan
c. Wapada terhadap segala gangguan yang dapat merusak citra bangsa
d. Hendaknya bersiaplah untuk gugur demi membela bangsa dan negara
e. Hendaknya kita menguburkan dengan wajar tulang-tulang mereka
7. Pertama-tama yang akan saya temui lebih dahulu ialah ninik mamak, pemangku-pemangku adat negeri-negeri yang kita sebutkan tadi, sebab di daerah ini orang-orang adat itu masih kuat sekali kedudukannya. Bukan mereka tidak mau ditinggalkan, tetapi anak kemenakan mereka tidak mau meninggalkan. Umpamanya, kalau ada orang yang menyuruh bergotong royong, mereka menjawab," Ninik mamak saya belum mengatakan...."
Panggilan Tanah Kelahiran, Datuk B. Nurdin Yakob
Nilai budaya dalam penggalan novel di atas adalah ....
a. Selau bergotong royong dalam melakukan sesuatu di masyarakat
b. Menjungjung tinggi adat-istiadat di lingkungan masyarakat
c. Selalu menghargai pendapat para tokoh masyarakat di sekitar itu
d. Pemangku adat di negeri itu sangat kuat kedudukannya
e. Pemangku adat di sekitar itu selalu ingin dihargai dan dihoemati
8. "Siapa yang memberimu makanan ini?"
"Martin. Pemiliknya."
"Nanti kuucapkan terima kasih kepadanya."
"Tak usah," kata anak itu, aku sudah mengucapkannya."
"Nanti kuberi dia daging perut ikan besar," kata lelaki tua itu. "Apakah dia memberi kita makanan lebih dari sekali ini?"
"Kukira begitu."
"Kalau begitu aku harus memberinya lebih dari sekedar daging perut. Ia rupanya sangat memikirkan kita."
"Ia pun memberi dua bir."
"Aku suka yang dalam kaleng."
"Ya, aku tahu. Tapi ini yang dalam botol, bir Hatuey, dan kukembalikan botol-botolnya."
"Kau anak baik," kata lelaki tua itu. "Kita makan sekarang?"
"Sudah sejak tadi kuajak kau," anak itu menjawab dengan sopan, "aku takakan membuka panci ini sebelum kau siap."
"Sekarang aku siap," kata lelaki tua itu, "tinggal membasuh tangan saja aku tadi."
Nilai moral yang terdapat pada penggalan cerita itu adalah ... .
a. membalas budi kebaikan orang dengan keramahan *
b. memberi sesuatu sebagai imbalan
c. pemberian minuman sebagai tanda senang
d. sikap hormat kepada orang tua
e. berbuat baik sesama manusia
9. " Aku tidak akan meminta yang bukan-bukan, Sukri. Kemiskinan telah membikin aku
terbiasa untuk menerima apa adanya. Kau tidak usah memikirkan kado. Dirimu adalah kado perkawinanku yang berharga. Apabila aku sebagai istrimu aku telah bahagia. Jangan pikirkan kado yang tidak-tidak.
Watak tokoh aku dalam penggalan cerita di atas adalah ... .
a. pasrah dan penurut
b. penurut dan sabar
c. sabar dan setia
d. setia dan taat
e. lugu dan jujur
10. "Suria! Hal sekecil itu sudah menerbitkan marahnya, remah anaknya telah menyempitkan merihnya! Akan tetapi hal lain-lain, yang patut dan mesti diperhatikan, hampir tiada pernah diperdulikannya. Rumah tangga! Begini sulitnya urusan rumah tangga, begini susahnya hidup sekarang ini, Suria berlaku bagai acuh tak acuh juga. Yang dipentingkan hanyalah kesenangan dirinya. Burungnya lebih perlu kepadanya daripada anak-anaknya. Hampir tak pernah ia bertanya, bagaimana sekolah Aleh dan Enah.... "
Dari Katak Hendak Jadi Lembu
Penyebab konflik dalam kutipan novel tersebut adalah ... .
a. Suria sibuk dengan pekerjaannya
b. Suria menghadapi banyak masalah
c. Aleh dan Enah susah diurus oleh ibunya
d. Suria mementingkan pemeliharaan burungnya
e. pertengkaran Suria dengan istrinya yang berkepanjangan
11. Gunung tinggi diliputi awan
Berteduh langit malam dan siang
Terdengar kampung memanggil taulan
Rasakan hancur tulang belulang
Maksud penggalan puisi di atas adalah menggambarkan ... .
a. keindahan gunung yang menjulang tinggi
b. kerinduan yang mendalam kepada kampung halaman
c. perkampungan yang dipayungi awan biru yang indah
d. keindahan gunung yang puncaknya selalu berawan
e. seakan kampung halaman memanggilnya
12. Percakapan itu lancar, mengiringi gerak dan sentuhan bidan yang pasti dan ahli memeriksa payudara pasien, pernafasan, mata, tenggorokan. Kemudian mencuci tangan, mengenakan pelindung dari karet.
"Anaknya berapa, Bu?"
"Lima."
"Wah, sudah banyak! Mengikuti Ka-Be atau tidak?"
Pasien itu tidak segera menyahut. Lalu berkata sambil membuang pandang.
"Suami saya tidak mau."
"Euh!" bidan mengeluarkan bunyi sesalan."Ya, dia sih enak saja.! Ibu yang cape!"
Ditanya umur, rumah, nama anak-anaknya. Tiba-tiba bidan itu memandangi wajah pasiennya lagi, seakan-akan mencari satu pengenalan. Ya, benar! Pasien ini sudah pernah diperiksanya.
Etah berapa kali. Barangkali setiap kali beranak.!
Permasalahan dalam penggalan cerita di atas adalah... .
a. agar setiap bidan tidak selalu membicarakan masalah pribadi pada saat bertugas
b. agar setiap bidan tidak bertanya tentang jumlah anak pasiennya
c. agar setiap orang tidak memandang rendah kehidupan orang lain
d. agar setiap ibu merencanaka dan membatasi kehamilannya dengan mengikuti KB
e. agar setiap bidan bersikap ramah, sopan, dan bertindak sesuai dengan tugasnya
13. Rapiah dan mertuanya tidak pernah keluar rumah. Sekalian orang yang datang bertandang sudah mengetahui bahwa mereka tak usah lagi mengetuk pintu atau berseru-seru di beranda muka, melainkan bolehlah terus ke belakang saja buat menemui orang rumah.
Seorang pun di antara segala sahabat Hanafi tak datang ke rumahnya, karena selama ini yang dicari oleh mereka hanyalah Hanafi saja, sedang ahli rumahnya yang lain hanyalah berguna buat menyediakan hidangan belaka.
Kedua perempuan itu, mertua dan menantu, sedang asyik bekerja di dapur. Syafei tidur nyenyak dalam buaian di beranda belakang, diayun-ayun oleh si Buyung.
Salah Asuhan
Nilai moral dalam penggalan novel di atas adalah ... .
a. masuk rumah orang tidak perlu minta izin dulu
b. mertua dan menantu harus rukun dan damai
c. seorang menantu harus taat kepada mertua
d. perempuan lebih banyak berperan dalam rumah tangga
e. tamu yang diterima hanya untuk suami saja
14. Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka
Mereka ialah ibu-ibu yang perkasa
akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota
Mereka; cinta kasih yang bergerak menghidupi desa demi desa
Hartoyo Andangjaya
Pokok masalah dalam penggalan puisi di atas adalah ... .
a. ibu-ibu rumah tangga yang gagah perkasa
b. ibu-ibu yang mencari nafkah ke kota
c. ibu-ibu pedagang sayur dari sebuah desa
d. ibu-ibu rela berjuang demi menghidupi keluarganya
e. ibu-ibu pejuang yang rela mengorbankan tenaganya
15. Aku membaca tulisan yang berjudul Psychologi. Ia tampak malu, menghindari pertanyaan, tanpa kata terucap, tipe seorang ibu yang baik.
"Aku suka kau tidak merokok atau tidak minum-minuman keras"
" Itu tidak bisa dikatakan jelek."
"Yah, mungkin aku lupa menghentikannya" Aku berharap ia tidak memikirkan hal itu.
Jodoh yang Sempurna
Nilai budaya yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia dalam penggalan cerpen
terjemahan di atas adalah ... .
a. membaca buku
b. merokok di depan orang
c. minum-minuman keras sambil merokok
d. merokok sambil berbicara
e. merasa malu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Responses to “PREDIKSI UN 2012”
Posting Komentar